Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta

MyDigital. Pembahasan selanjutnya di Panduan Kurikulum Berbasis Cinta tentang Paradigma Kurikulum Berbasis CInta.

Kurikulum Berdasarkan Cinta berlaku secara nasional dengan SK DIrjen Pendidikan Islam No. 6077 Tahun 2025

Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta

Untuk mencapai tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka perubahan paradigma serta praktik di lapangan sangat diperlukan. Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) merepresentasikan sebuah pergeseran paradigma mendasar dalam pendekatan pendidikan.

KBC menawarkan lensa baru untuk melihat dunia melalui prinsip cinta sebagai perekat utama. Transformasi ini dapat ditelaah melalui empat dimensi krusial, yaitu

  • transformasi dari teologi yang maskulin menuju teologi cinta
  • orientasi hukum formal menuju orientasi kasih
  • pandangan antroposentris menuju ekoteologi
  • pemikiran atomistik menuju holistik.

Teologi yang Maskulin Menjadi Teologi Cinta

Paradigma lama sering kali diwarnai oleh teologi yang maskulin di mana Tuhan dipandang lebih dominan dari sifat jalaliyah-Nya, seperti Maha Menghukum.

Akibatnya, wajah agama—khususnya Islam—sering ditampilkan dalam budaya yang terkesan maskulin dan identik dengan kekerasan atau ketegasan yang kaku.

Sebaliknya, Teologi Cinta dalam KBC menggeser fokus pada sifat jamaliyah (keindahan) Tuhan yang lebih dominan daripada jalaliyah-Nya. Wajah Islam pun ditampilkan dalam budaya yang penuh cinta, kasih sayang, dan kelembutan.

Secara praktis, hal ini tercermin dalam penerapan disiplin positif di madrasah yang dibangun berdasarkan kesadaran internal murid, bukan kendali atau ancaman dari luar.

Nilai-nilai agama tidak lagi diajarkan sebagai doktrin yang menakutkan melainkan sebagai proses penumbuhan rasa cinta kepada Allah dan seluruh makhluk-Nya.

Nomos-Oriented Menjadi Eros-Oriented

Paradigma lama juga cenderung nomos-oriented, yaitu beragama dengan fokus pada hukum formal. Ibadah sering dilihat semata-mata sebagai kewajiban yang berkonsekuensi pahala atau dosa sehingga memicu kepatuhan yang didasari rasa takut atau harapan imbalan.

Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) mendorong pergeseran menuju eros-oriented yang berfokus pada sisi hikmah dan pemaknaan mendalam.

Ibadah tidak lagi hanya sekadar kewajiban melainkan sebagai bentuk dan ekspresi cinta kepada Allah dan seluruh makhluk-Nya.

Konsekuensinya, seperti pada poin sebelumnya, adalah penerapan disiplin positif yang berakar pada kesadaran dan kecintaan. Nilai-nilai agama diajarkan untuk menumbuhkan cinta, bukan sekadar memaksakan kepatuhan.

Antroposentris Menjadi Ekoteologi

Secara tradisional, pandangan antroposentris menempatkan manusia sebagai pusat dan penguasa alam semesta yang sering kali berujung pada eksploitasi alam secara semena-mena tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) mengenalkan Ekoteologi, sebuah pandangan yang menganggap bahwa alam semesta adalah tajalli (manifestasi) dari Allah.

Melalui pemahaman ini, manusia didorong untuk memperlakukan alam semesta secara penuh cinta dan hormat, bukan sebagai objek untuk dieksploitasi.

Alam merupakan bagian integral dari keberadaan Ilahi. Contoh praktisnya adalah keterlibatan aktif dalam menjaga lingkungan bukan hanya sebagai aktivisme atau kebiasaan melainkan sebagai sebuah kesadaran dan ekspresi cinta kepada Pencipta.

Menjaga kebersihan, misalnya, menjadi sebuah ekspresi dari keimanan yang mendalam.

Atomistik Menjadi Holistik

Paradigma lama cenderung atomistik, memandang realitas sebagai sesuatu yang saling terpisah. Ini menciptakan pemisahan antara “aku” dan “yang lain” (the others). Paradigma ini sering kali memicu alienasi, prasangka, dan
konflik.

Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bergeser ke pandangan holistik di mana realitas dipahami sebagai kesatuan yang saling terhubung. Dalam paradigma ini, segala sesuatu di luar diri seseorang tidak lagi dilihat sebagai entitas terpisah melainkan sebagai bagian dari diri seseorang tersebut.

Secara praktis, ini terwujud dalam sikap inklusif terhadap orang-orang yang berbeda. Paradigma Kurikulum Berbasis Cinta ini melihat mereka sebagai bagian integral dari satu kesatuan yang lebih besar. KBC mendorong kesadaran bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang terikat pada kebahagiaan dan kesejahteraan semua yang ada.


SK Direktur Jenderal Pendis Panduan KBC 2025


Lainnya


Sumber: Panduan Kurikulum Berbasis Cinta 2025

Perpustakaan dan Koleksi Peraturan, Panduan Pendidikan