MyDigital. Panduan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Tahun 2025 membahas dengan tema realita dan tantangan dunia defisit cinta.
Kurikulum Berbasis CInta (KBC) berlaku secara nasional berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 6077 Tahun 2025
Defisit Cinta dan Kurikulum Berbasis Cinta
Beragam krisis yang terjadi hari ini adalah akibat dari absennya cinta. Krisiskrisis ini dapat terlihat kembali pada tiga masalah filosofis utama, yaitu
Masalah ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang secara fundamental terhubung dengan hilangnya cinta sebagai prinsip dasar.
Kesalahan cara pandang (Masalah Ontologis)
Pada level ontologis, masalah utama yang terjadi adalah hilangnya kesadaran akan hakikat realitas yang tunggal dan saling terhubung.
Dunia modern cenderung melihat segala sesuatu secara terpisah dan mengabaikan jalinan erat yang mengikat seluruh eksistensi. Konsekuensi langsung dari pandangan ini adalah menurunnya, bahkan hilangnya, rasa cinta.
Dewasa ini telah terjadi hal-hal seperti merosotnya cinta kepada Tuhan Sang Pencinta, berkurangnya kecintaan antarmanusia, dan menipisnya kecintaan manusia kepada alam. Ketika seseorang gagal melihat kesatuan fundamental ini, maka hubungan seseorang dengan entitas lainnya menjadi renggang dan seseorang akan kehilangan koneksi esensial yang seharusnya menopang harmoni.
Epistemologis dan Kurikulum Berbasis Cinta
Masalah epistemologis muncul sebagai dampak langsung dari hilangnya cinta. Hal ini menyebabkan kegagalan manusia untuk meraih pengetahuan secara holistik. T
anpa landasan cinta yang menghubungkan, pengetahuan cenderung menjadi terkotak-kotak (atomistik). Seseorang hanya fokus pada detail-detail terpisah tanpa mampu melihat gambaran besar atau keterkaitan antar bagian.
Akibatnya, manusia gagal melihat dan memahami hakikat kehidupan secara menyeluruh serta merawatnya.
Sebaliknya, pandangan yang terfragmentasi ini mendorong manusia untuk memperlakukan kehidupan, sesama manusia, dan alam secara semena-mena, mengabaikan keselarasan dan keseimbangan yang seharusnya dijaga. Pengetahuan tanpa cinta menjadi alat untuk mendominasi, bukan untuk memahami dan melayani.
Absensnya Etika Masalah Aksiologis)
Puncak dari dua masalah sebelumnya termanifestasi dalam masalah aksiologis. Buktinya adalah munculnya berbagai krisis moral dan perilaku belakangan ini.
Hilangnya kesadaran ontologis dan kegagalan epistemologis berujung pada tindakan-tindakan destruktif seperti kekerasan, intoleransi, kerusakan alam yang masif, serta defisit integritas dan moral lainnya. Ini semua adalah cerminan dari etika yang tidak lagi berlandaskan pada cinta, melainkan pada egoisme, ketakutan, atau ketidaktahuan.
Masalah aksiologis ini menunjukkan bagaimana ketiadaan cinta secara fundamental mengikis nilai-nilai luhur dan merusak tatanan sosial serta lingkungan.
Kurikulum Berbasis Cinta Solusi Defisit Cinta
Berdasarkan uraian tentang berbagai masalah di atas, KBC dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis yang dihadapi oleh masyarakat modern, mulai dari ketidakadilan sosial, kerusakan lingkungan, hingga perpecahan sosial dan krisis makna hidup.
Melalui cinta sebagai prinsip dasar, KBC mengajarkan murid untuk memahami bahwa seluruh komponen alam semesta (termasuk dirinya) adalah satu kesatuan entitas yang saling terhubung. Konsekuensinya,
KBC mendidik murid untuk senantiasa mengembangkan empati, kerja sama, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama dan alam sekaligus sebagai upaya untuk merawat relasi antarentitas yang saling terhubung tersebut.
SK Direktur Jenderal Pendis Panduan KBC 2025
Daftar Isi
Panduan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) 2025
- Contoh Format Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Cinta
- SK Dirjen Pendidikan Islam Panduan Kurikulum Berbasis Cinta 2025 SK Dirjen Pendis
- Kurikulum Berbasis Cinta: Kenapa Muncul?
- Kurikulum Berbasis Cinta dan Tantangan Global
- Tantangan Dunia Pendidikan Nasional dan KBC
- Peran Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) 2025
Sumber: Panduan Kurikulum Berbasis Cinta 2025
